NOVEL TERJEMAHAN
Judul : THE WATER HORSE (
SANG KUDA AIR )
Karya : Dick King-Smith
Alih Bahasa : Lulu Fitri
Rahman
Asal cerita : Skotlandia
THE WATER HORSE ( SANG KUDA AIR )
Tokoh
Utama :
-
Angus
-
Kirstie
-
Grumble ( Kakek Angus & Kirstie )
-
Ibu
-
Ayah
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - -
|
Benda
yang ditemukan Kirstie di atas tanda air pasang, berbentuk agak persegi,
bewarna mirip ganggang laut, dengan sulur-sulur panjang yang menjulur dari tiap
sudutnya.
Sebetulnya
mirip, bentuknya sangat mirip “ mermaid’s
purse “ atau sebutan untuk cangkang telur ikan hiu kecil yang keras, yang
biasa terbawa ke pantai. Tetapi benda yang ini sebesar sebuah kaleng biskuit
yang besar !
Dini
hari tanggal 26 Maret 1930, sebuah badai dahsyat melanda pantai barat
Skotlandia. Gelombang-gelombang laut yang sangat besar menghantam kaki tebing
yang curam itu, dan angin kencang menerjang dindingnya, mengenai sebuah rumah
putih kecil yang berada di puncak tebing.
Kirstie
ketakutan dan terbangun namun ibu menyuruh ia kembali tidur. Kemudian datang
seorang laki-laki tua bertubuh besar dengan kumis tebal yang melengkung ke
bawah dengan langkah berdebam di sepanjang koridor, dia adalah Grumble ayahnya
Ibu, yang tinggal bersama mereka. Grumble artinya menggerutu. Memang nama itu
cocok dengan kakeknya yang suka menggerutu. Jadi Kirstie mengira itu memang
nama kakeknya. Kirstie dan Ibu saling menyeringai, karena ayah Kirstie memang
seorang pelaut, atau tepatnya pelaut kapal dagang jadi mereka takut akan
ayahnya dengan cuaca seperti itu.
Sehari
setelah Kirstie dan Angus mengambil telur itu dari pantai kemudian menaruhnya
di bak mandi, telur itu menetas bentuknya seperti seekor anak kucing yang baru
lahir, tapi bentuknya berbeda. Yang pertama kali menarik perhatian mereka
adalah kepalanya, yang menjulur dari dalam air di ujung lehernya yang agak
panjang. Kepala makhluk itu sangat mirip kepala seekor kuda, dengan lubang hidung
yang lebar dan telinga yang mencuat, tapi badannya lebih mirip kura-kura.
Kulitnya bertotol-totol mirip katak, dan warnanya hijau keabu-abuan tetapi
memang dia punnya empat lengan pipih mirip kura-kura. Dan ekornya mirip buaya.
Hewan
itu diberi nama “ CRUSOE ”.Namun karena pertumbuhannya
yang mulai besar dia dipindah kan ke kolam ikan mas.Kuda Air tidak pernah
melupakan momen ketika dia dipindahkan ke kolam ikan mas.Kolam itu sepuluh kali
lebih besar daripada ukuran tempat sebelumnya, dan lebih dalam, gelap, dan
berlumut. Dengan gembira dia berenang mengitarinya, dan kemudian menyelam
kebawah hamparan teratai dan mulai mengacak-acak lumpur tempat teratai itu
berakar.Tindakan mengganggu para penghuni kolam yang kecil-kecil, itu seperti
udang air tawar dan kumbang air dan makhluk-makhluk lain yang mirip cacing,
yang langsung kabur begitu saja.
Ketika
Crusoe berusia tiga bulan, malam itu cukup terang dia bias melihat sesosok
panjang berpunggung punuk dengan gerakan lamban sedang melintas lapangan rumput
menuju kolam ikan mas. Kirstie yang melihat kejadian itu langsung membuka mulut
dan memekik keras-keras, dan berang-berang yang sangat kaget itu berbalik dan
berlari secepat yang sanggup dilakukan kakinya yang pendek.
Kirstie
begitu gembira membayangkan Ayah akan pulang untuk cuti hingga dia tidak bias
makan banyak-banyak. Suasana dirumah itu sangat gembira ketika bungkusan-bungkusan
berisi berbagai hadiah dari negeri-negeri yang jauh itu dibuka. Untuk Ibu
sebuah selendang sutra yang sangat indah, untuk Grumble sekotak bibit asing
yang aneh untuk ditanam di kebun, untuk Kirstie seuntai kalung yang terbuat
dari gigi ikan hiu, dan untuk Angus sebuah kapal empat-tiang dengan layar
terkembang yang berlayar di dalam botol. Kirstie memberitahu Ayah kalo dia
memelihara hewan di kolam ikan mas dan mereka pun pergi ke kolam. Crusoe sedang
memanggil-manggil karena kelaparan.
Malam
itu, ketika mereka duduk mengelilingi api unggun dari potongan-potongan kayu, karena
di luar cuaca sedang dingin, Ayah menjelaskan rencananya untuk memindahkan
Crusoe dari kolam ke telaga yang lebih besar kepada anak-anak. Hari yang sangat
mengesankan bagi Crusoe kemunculannya dari kolam ikan mas, upayanya yang
menyakitkan menuju jalan, perasaan pusing yang aneh ketika meluncur menuruni
bukit, dan akhirnya perasaan luar biasa ketika menemukan dirinya berada di
tempat berair yang ratusan kali lebih luas daripada tempatnya yang dulu. Dengan
leluasa dia berenang di sepanjang air yang tenang dan gelap itu, dan berbalik
untuk melihat keempat raksasa itu mengawasinya dan melambai kepadanya. Kemudian
dia menyelam, jauh, jauh, ke dalam.
Setahun
berlalu. Ayah sudah dua kali pulang untuk cuti, dan setiap kali pulang dia
selalu takjub melihat pertubuhan Crusoe. Crusoe sudah hampir berusia dua
setengah tahun. Ayah dan Grumble mulai cemas melihat pertumbuhan itu. Suatu
hari di akhir musim panas 1932 terjadi suatu peristiwa yang membuat mereka jauh
lebih cemas. Saat hari itu sudah sore dan cuacanya hangat dan tenang. Crusoe
sedang tidur siang seperti biasa. Sudah menjadi kebiasaannya untuk beristirahat
antara waktu berburu di pagi hari dan sore hari, dan dia selalu tidur di bawah
air, dan naik ke permukaan sebentar-sebentar. Karena dia sekarang sudah jauh lebih
besar, napasnya bias bertahan di bawah air sampai lima belas menit. Sekarang,
ketika dia sedang naik dengan sangat perlahan, dengan hidung siap menghirup
udara secara otomatis, moncongnya menumbuk sesuatu yang keras dan dia
terbangun. Sambil menyelam sedikit, dia mendongak menatap benda keras yang
tergeletak di permukaan air di atas kepalanya itu. Benda itu besar, hampir
sebesar dirinya sendiri, dan berbentuk runcing di salah satu ujung dan persegi
di ujung yang lain. Benda itu tidak bergerak. Crusoe berenang naik, membuka
mulutnya lebar-lebar, dan menggigit dasar perahu itu sampai tukang pos yang ada
di perahu itu basah kuyup terkena air dengan wajah pucat pasi.
Natal
1932 berlangsung meriah di rumah putih kecil di puncak tebing itu, karena
jarang-jarang Ayah ada dirumah untuk merayakannya. Terlebih lagi, karena
pelayaran berikutnya tidak terlalu jauh, Ayah memberitahu mereka bahwa dia baru
akan pergi lagi di akhir Maret atau awal April. Mereka harus memindahkan Crusoe
pada musim semi yang akan datang. Mereka akan membutuhkan sebuah Derek, seperti
yang biasa di gunakan di pelabuhan. Truk ternak cukup lapang dan cukup kuat
untuk mengangkut sepuluh hingga dua belas ekor sapi. Truk itu bias di tutupi
agar tidak kelihatan selama perjalanan, dan pintu belakang truk bias menjadi
titian landai untuk memudahkan naik keatas truk. Dan satu lagi ada sebuah pintu
kecil di ujung depan truk, tepat di belakang kursi pengemudi, jadi siapa pun
yang masuk ke dalam truk di depan Crusoe untuk memancingnya dengan makanan,
bias keluar tanpa kemungkinan tergencet. Ibu sudah membuka mulut untuk
mempertanyakan rencana gila semacam itu, namun kemudian mengatupkannya lagi.
Dia sudah senang ketika Crusoe dipindahkan dari kolam ikan mask ke telaga, dan
kini dia baru sadar dia makin bersyukur memikirkan bahwa Crusoe akan pergi
berkilo-kilo jauhnya, menjauhi kehidupan mereka untuk selamanya barangkali.
Bukan berarti dia membenci si Kuda Air. Dia hanya merasa bahwa hamper tiga
tahun Crusoe sudah banyak menyita waktu setiap orang, dan terus-menerus meminta
persediaan sarden dan pilchard dengan saus tomat dan biscuit gandum cokelat.
Ibu merasa anak-anaknya telah mengabaikan pekerjaan rumah mereka dan ayahnya
jadi kurang mengurus kebun. Sekarang, suaminya mengusulkan untuk memindahkan
makhluk itu.
Ketika
saatnya tiba, ternyata tidak sulit memasukkan Crusoe kedalam truk. Ada sebuah
jalan tanah yang mengarah ke telaga dari jalan aspal di atas, dan ayah telah
memundurkan truknya di sepanjang jalan itu, dan berhenti tepat di tepi air di
mana tanahnya semakin lembab. Pada suatu pagi di musim semi itu, tanggal 14
April 1993, semuanya sudah siap. Anak-anak duduk dengan aman di kursi penumpang
truk, sementara Ayah dan Grumble berdiri di ujung pintu belakang truk yang
telah di turunkan sebagai titian. Ibu tinggal di rumah, tetapi dia telah
menyediakan sebuah hadiah perpisahan untuk si Kuda Air, yaitu makanan yang akan
digunakan untuk memancing Crusoe keluar dari telaga, menaiki titian, dan masuk
ke dalam truk. Sebelumnya, mereka telah berdebat mengenai makanan apa yang
sebaiknya di gunakan sebagai umpan. Begitu Ayah berjalan mundur pelan-pelan
dengan mengulurkan seikat sosis, Crusoe, yang eraksi mirip seekor ulat bulu
raksasa, mengangkat dirinya keluar dari air dan merayap di atas tanah menuju
truk ternak itu. Dia menarik dirinya menaiki titian dengan leher terulur dalam
upayanya menangkap ujung ikatan sosis yang panjang itu, dan masuk ke dalam bak
belakang truk. Bagian bawah truk itu berderak karena dibebani si Kuda Air.
Setelah menjatuhkan umpan sosis itu, Ayah dengan cerdik menyelinap keluar dari
pintu kecil disamping truk, dan berlari ke belakang. Kemudian, saat Crusoe
sedang menyantap sosis itu sambil mendengkur puas, Ayah dan Grumble memegang
titian itu di kedua ujungnya, mengangkatnya ke atas, dan menyelotnya erat-erat,
Si Kuda Air sudah masuk. Tidak banyak kejadian dalam perjalnan itu. Mereka
bergerak ke selatan dan pertama-tama melewati Glenfinnan, kemudian bergerak di
sepanjang pesisir utara Loch Eil, dan tiba di Fort William kemudian melanjutkan
perjalanan lagi. Di tengah jalan mereka bertemu polisi, namun polisi tersebut
tidak mencurigai bahwa mereka membawa monster. Setelah sampai betapa sesaknya
di dalam sini, dan betapa leganya ketika bunyi derum dan guncangan itu berhenti
untuk selamanya, dan pintu di belakangnya mengayun turun dan memasukkan cahaya.
Dengan kesakitan, karena seluruh badannya terasa nyeri, Crusoe bergerak mundur
dan menuruni titian yang landai itu dan tiba di tanah. Dan betapa gembiranya
dia ketika mendapatkan gelitikan yang dikenalnya, karena dua raksasa yang kecil
itu telah menemukan sebatang tongkat dan mulai menggelitikinya. Kemudian,
ketika Crusoe sedang menggeliat dengan gembira, mendadak dia melihat sesuatu.
Di bawah sana, sejauh mata memandang, terbentang air yang sangat luas. Pergilah
kesana, instingnya berkata, masuklah ke dalamnya, dan dia menarik badannya yang
besar ke tepi pelataran, dan dari sana menggelincir turun, dan menabrak
semak-semak lereng di bawahnya, dan jatuh dengan ceburan yang sangat kuat ke
kedalaman danau yang berkilau ditimpa sinar matahari itu. Ayah merasa senang
dan bangga karena masalah tersebut telah terpecahkan dengan cara yang biasa
dilakukan seorang pelaut. Bagi mereka semua, ada sebuah kepuasan yang teramat
dalam karena sekarang si Kuda Air telah memiliki apa pun yang mungkin
diinginkannya.Untuk selamanya dia akan memiliki kebebasan di danau yang sangat
dalam dan dipenuhi ikan ini, aman dari seluruh bahaya. Jauh di bawah air, si
Kuda Air menyelam, mengacak-acak kawanan ikan yang dilewatinya, meluncur
kebagian terdalam yang sangat dingin dan gelap, dan kemudian berbalik dan naik
ke atas, makin lama makin cepat dengan rasa bangga atas kekuatannya. Untuk
sesaat dia melupakan seluruh hal yang telah di ajarkan padanya, bahwa dia tidak
boleh memperlihatkan diri kecuali dipanggil, dan dia menyeruak ke permukaan di
tengah-tengah danau dan mencebur lagi dan berputar-putar di permukaan, begitu
bahagia rasanya bisa berada di dunia air yang baru dan sangat menyenangkan itu.
Laporan
pertama tentang terlihatnya Monster, pada 14 April 1933 pukul 3 sore, Mr. dan
Mrs. Mackay dari Drumnadrochit sedang berkendara di jalan baru di sisi utara
Loch Ness ketika mereka melihat “seekor hewan yang sangat besar sedang
berputar-putar dan mencebur” sampai kemudian lenyap dengan semburan air yang
sangat kuat.
Hal menarik :
- Telur Kuda air yang unik.
- Monster Kuda Air yang besar.
- Keluarga yang tidak takut
memelihara Monster.
- Monster besar yang jinak.
- Monster yang bisa memakan
hewan lain apa saja tanpa memilih.
Watak tokoh dalam cerita :
Angus : Pecinta binatang, penakut,
dan agak rakus.
Kirstie : Pecinta binatang, rajin,
dan sayng cerdas.
Ayah : Sayang terhadap keluarga,
pecinta alam, bijaksana dan cerdik.
Ibu : Kurang menyukai binatang, cinta
keluarga, dan rajin.
Grumble : Perhatian terhadap cucu,
sering menggerutu, dan pecinta alam.
Tukang Pos : Ceroboh dan penakut.
Polisi : Ceroboh.
Tempat :
-Pantai di Skotlandia.
-Rumah putih di atas tebing.
-Kolam ikan Mas.
-Telaga.
-Danau.
Waktu :
26 Maret 1930, 25 Desember
1932, 14 April 1933. (1930-1933).
Suasana :
Menegangkan, menyenangkan,
menyulitkan, menyedihkan, dan menakutkan.